Rabu, 29 Oktober 2008

Pompa Bensin


Ketika mengisi bensin, saya sering kali ngobrol dengan petugas pom bensinnya. Kebiasaan saya memang suka mengobrol dengan siapa saja. Sering kalinya saya hanya ingin menambah wawasan saja dari hal-hal yang mungki tidak terpikirkan oleh saya sebelumnya. Hal yang beberapa bulan ini saya tanyakan ke mereka di berbagai tempat pom
bensin adalah apakah mereka tidak pusing mencium bau bensin setiap hari dan
kenapa mereka tidak memakai masker penutup hidung agar mengurangi uap bensin
yang terhirup.

Hal tersebut saya tanyakan, karena saya saja yang berdiri sebentar sambil
ngobrol, sudah langsung pusing karena menghirup bau bensin tersebut.

Mereka, kurang lebih sepuluh orang, yang saya tanyakan semuanya menjawab
bahwa sebenarnya mereka juga pusing. Mereka merasakan dada yang sesak. Dan
makin parah lagi kalau pas mereka sedang sakit, katakan saja flu, perasaan
sakit di dada semakin menjadi.

Ketika saya tanyakan kenapa mereka tidak memakai masker, jawaban mereka
semuanya sama yaitu karena kebijakan perusahaan. Perusahaan melarang mereka
memakai masker karena demi pelayanan ke pelanggan. Mereka diwajibkan untuk
tetap tersenyum ketika melayani pelanggan. Mereka bilang, kalau mereka pakai
masker, mereka tidak bisa lagi menunjukkan senyum mereka ke nasabah dan itu
akan dianggap tidak sopan karena tidak menghargai pelanggan.

Hazrah kazrah!

Saya terkaget mendengar jawaban mereka. Jawaban mereka semuanya seragam.
Jawaban mereka pun semakin diperkuat dengan iklan Pertamina di televisi yang
mengutamakan senyum petugasnya ketika melayani pelanggan.

Ironisnya, dibalik senyum yang mereka berikan, ada derita yang harus mereka
tanggung dengan mencium uap bensin setiap hari yang dapat memberikan
gangguan yang serius kepada kesehatan mereka, khususnya paru-paru dan otak
mereka.

Saya sebagai pelanggan lebih senang melihat mereka memakai masker penutup
hidung, ketimbang mereka melayani dengan senyum tapi saya tahu dibalik
senyumnya, mereka menanggung derita yang tidak ringan.

Melalui tulisan ini, saya mengajak kita yang peduli terhadap nasib para
pekerja pom bensin untuk menyerukan kepedulian kesehatan petugas pom bensin
agar pertamina dan pemilik pom bensin melengkapi petugas pom bensin dengan
masker penutup hidung.

Saya sebagai pelanggan pom bensin lebih peduli kesehatan petugas pom bensin
ketimbang senyuman mereka ketika mereka mengisikan bensin ke kendaraan saya.
Saya sudah mulai merasa tidak nyaman karena tahu dibalik senyuman petugas
pom bensin ada derita yang harus mereka tanggung akibat menghirup uap
bensin.

Semoga melalui tulisan ini, nasib kesehatan petugas pom bensin bisa
diperbaiki dimulai dengan memakai masker penutup hidung.

catatan:
Sekedar tambahan catatan, untuk pom bensin yang buka 24 jam, diterapkan tiga
shift kerja. Kurang lebih mereka bekerja seharinya sekitar 8-9 jam. Jumlah
jam yang cukup lama untuk menghirup uap bensin terus menerus.

Silahkan di forward tulisan ini, khususnya ke mereka yang anda pikir dapat
mempengaruhi untuk merubah kebijakan agar para petugas pom bensin dibolehkan
memakai masker penutup hidung.

jabat erat,

Sumber : Irwan Ariston Napitupulu, Superkoran (www.apakabar. ws)

Pengen nerusin aja info ini, smoga bs diterusin ke pejabat Pertamina, bahwa mereka tidak manusiawi. Smg bs membawa perubahan kebijakan
Dikirim oleh : Maria Tin Wiryoprasetio
E-mail : maria_wiryo@yahoo.com
Editor : Group Hati-Nurani2000

Mata. telinga dan mulut


2 mata 2 telinga 1 mulut
Kita lahir dengan 2 mata di depan wajah kita, karena kita tidak boleh selalu melihat ke belakang. Tapi pandanglah semua itu kedepan, pandanglah masa depan kita.

Kita dilahirkan dengan 2 buah telinga di kanan dan di kiri, supaya kita bisa mendengarkan semuanya dari dua buah sisi. Untuk bisa mengumpulkan pujian dan kritik dan menyeleksi mana yang benar dan mana yang salah.

Kita lahir dengan otak didalam tengkorak kepala kita. Sehingga tidak peduli semiskin apapun kita, kita tetap kaya. Karena tidak akan ada satu orang pun yang bisa mencuri otak kita, pikiran kita dan ide kita. Dan apa yang kita pikirkan dalam otak kita jauh lebih berharga dari pada emas dan perhiasan.

Kita lahir dengan 2 mata, 2 telinga tapi kita Cuma diberi 1 buah mulut. Itu Artinya Kita harusnya lebih mendengar, melihat 2 x lebih banyak daripada berbicara. Berhati-hatilah dengan apa yang kita ucapkan. Karena ucapan yang menyakitkan sangat sulit ditarik kembali. Sehingga ingatlah bicara yang perlu tapi lihat dan dengarlah sebanyak-banyaknya.

Kita lahir hanya dengan 1 hati-nurani jauh didalam tulang iga kita. Ternyata inilah mutiara itu dan sangat berharga sekali bagi Allah dan sesama. Mengingatkan kita pada penghargaan dan pemberian cinta diharapkan berasal dari hati kita yang paling dalam. Belajar untuk mencintai dan menikmati betapa kita dicintai tapi jangan pernah mengharapkan orang lain untuk mencintai kita seperti kita mencintai dia.

Berilah cinta hati-nurani mu tanpa meminta balasan dan kita akan menemukan cinta yang jauh lebih indah.

Dikirim oleh : Maria Tin Wryoprasetio
E-mail : maria_wiryo@yahoo.com
Editor : Group Hati-Nurani2000

Mathius 20 : 29-34


29.Dan ketika Yesus dan murid-murid-Nya keluar dari Yerikho, orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia.
30.Ada dua orang buta yang duduk di pinggir jalan mendengar, bahwa Yesus lewat, lalu mereka berseru : "Tuhan, Anak Daud, kasihanilah kami"
31.Tetapi orang banyak itu menegur mereka supaya mereka diam, namun mereka makin keras berseru. katanya : "Tuhan, Anak Daud kasihanilah kami"
32.lalu Yesus berhenti dan memanggil mereka. Ia berkata : "Apa yang kamu kehendaki supaya Aku perbuat bagimu?"
33.Jawab mereka : "Tuhan supaya mata kami dapat melihat."
34.Maka tergeraklah hati Yesus oleh belas kasian, lalu Ia menjamah mata mereka dan seketika itu juga mereka melihat lalu mengikuti Dia.

Ya, kita sering membuka hati-nurani kepada Allah hanya kita sering lupa dengan mereka-mereka yang membutuhkan uluran, perhatian dan kasih sayang di antara kita. Kita lebih senang melihat yang bersar dan wah dalam membuat mujizat tetapi sesama kita yang di jumpai jarang hati kita tergugah. Rupanya Yesus jauh lebih sopan dan sangat memperhatikan yang kecil dan lemah, maka banyak mujizat terjadi dalam perjalanan hidup-Nya. Mari kita membuat mujizat kecil yang luar-biasa dengan membuka hati-nurani kita kepada yang kecil dan tertindas, pasti Allah akan memberi kita Damai dan Kasih-Nya.
Bila engkau mengharapkan yang indah maka perbuatlah demikian kepada sesama kita.

Penulis : Rasul Mathius
E-mail : grt.stmikhael@yahoo.co.id
Editor : Group Hati-Nurani2000

Cinta yang luar biasa untuk kita



Written by James McGinnis
Wednesday, 29 October 2008 00:00
Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru "Ya Abba, ya Bapa" Rm 8: 15
Sebagai orang tua angkat selama lebih dari dua puluh tahun, saya tahu betapa saya mencintai anak-anak angkat kami. Betapa kita lebih dicintai oleh Tuhan yang telah mengangkat kita menjadi anak-anak-Nya untuk mengambil bagian dalam hidup Yesus Putra Allah sepenuhnya. Begitu hebatnya cinta Tuhan, hingga kita memanggil Tuhan "Abba", yang lebih mendekati arti kata "Bapa" dan tahu bahwa kita dianggap anak-anak yang dicintai oleh Tuhan. Sebagai anak-anak Tuhan, Rasul Paulus mengatakan kepada kita, kita juga adalah ahli waris Kristus. Kesempurnaan hidup Yesus selamanya. Syaratnya yaitu menerima kehidupan cinta Yesus yang penuh pengorbanan, memberikan hidup kita pada orang lain, berkurban sehingga kita boleh mendapatkan kesempurnaan hidup selamanya. Sebuah syarat, tetapi juga sebuah warisan! Abba, Bapa terimakasih karena Engkau telah mengangkat kami menjadi anak-anak-Mu dan menawari kami sebuah warisan yang luar biasa. Dan terimakasih atas Roh-Mu, yang telah membantu kami menerima jalan Yesus yang penuh pengorbanan untuk warisan ini.

Dikirim oleh : Haryanto
E-mail : pharyantow@yahoo.com
Editor : Group Hati-Nurani2000

Aku sudah sampai


Sepasang suami-isteri setengah baya yang sama-sama dari kalangan profesional merasa penat dengan kesibukan di ibukota. Mereka memutuskan untuk berlibur di Bali. Mereka akan menempati kembali kamar hotel yang sama dengan ketika mereka ber-honey moon saat menikah 30 tahun yang lalu.

Karena kesibukannya, sang suami harus terbang lebih dahulu dan isterinya baru menyusul keesokan harinya. Setelah check in di hotel di Bali, sang suami mendapati pesawat komputer yang tersambung ke internet telah terpasang di kamarnya. Dengan gembira ia menulis e-mail mesra kepada isterinya di kantornya di Jalan Sudirman, Jakarta.

Celakanya, ia salah mengetik alamat e-mail isterinya dan tanpa menyadari kesalahannya ia tetap mengirimkan e-mail tersebut.

Di daerah Cinere, seorang wanita baru kembali dari pemakaman suaminya yang baru meninggal. Setiba di rumah, ia langsung check e-mail untuk membaca ucapan-ucapan belasungkawa. Baru selesai membaca e-mail yang pertama, ia jatuh pingsan. Anak sulungnya yang terkejut kemudian membaca e-mail tersebut, yang bunyinya:

To : Isteriku tercinta
Subject : Aku udah sampai!!!
Date : 18 Mei 2006

Aku tahu pasti kamu kaget tapi seneng dapat kabar dariku. Ternyata di sini mereka udah pasang internet juga, katanya biar bisa berkirim kabar buat orang-orang tercinta di rumah.

Aku baru sampai dan sudah check-in. Katanya mereka juga sudah mempersiapkan segalanya untuk kedatanganmu besok.

Nggak sabar juga deh rasanya nunggu kamu. Semoga perjalanan kamu ke sini juga mengasyikkan seperti perjalananku kemaren.

Love,
Papa


Sumber : http://www.mkif-online.de/



Klinik Rohani Links :
http://www.klinikrohani.com/

Editor : Group Hati-Nurani2000

Selasa, 28 Oktober 2008

Wajah Tuhan


Wajah Tuhan menantang orang-orang yang berbuat jahat untuk melenyapkan ingatan kepada mereka dari muka bumi. Mzm 34:17



Dalam Mazmur 34, pemazmur mengajarkan kebijaksanaan kepada orang beriman bahwa orang-orang benar yang hidup dalam persekutuan dengan Tuhan pastilah diperhatikan- Nya, sedangkan orang-orang yang memisahkan diri daripada-Nya dengan berbuat jahat, memisahkan diri dari sumber hayat, sehingga kefanaan mereka tampak.
Pemazmur tidak mengemukakan teori bahwa orang-orang benar senantiasa berbahagia dan orang-orang fasik selalu malang, ia mengaku percaya bahwa orang-orang yang mencari Tuhan pastilah diselamatkan- Nya, sebagaimana dialami oleh pemazmur sendiri.
Mazmur 34 mengajarkan kepada kita bahwa kita telah mengecap kebaikan Tuhan. Kita telah dibebaskan dari tekanan yang diderita. Bagi kita yang percaya kepada Yesus Kristus, kita telah ditebus oleh darah-Nya yang kudus. Kita yang telah percaya, telah hidup takut akan Tuhan. Meskipun keselamatan kita belum genap, kita telah dilahirkan pada suatu hidup yang penuh pengharapan dan sukacita (1 Petrus 1 : 3.8).
Dalam terang pengajaran pemazmur kita mau hidup sesuai dengan teladan Yesus Kristus yang telah wafat dan bangkit demi keselamatan umat manusia. Dengan menderita karena kebenaran, kita berbahagia dan penuh pengharapan kepada Tuhan. Kita yakin dan percaya bahwa tak satupun yang dapat memisahkan kita dari kasih Allah yang ada dalam Kristus (Rm 8:39). Maka kita dapat mengantar orang lain untuk mengalami Allah dan mengecap kebahagiaan- Nya.



Written by Seraph Adams


Pengirim : Bpk. Haryanto


Lukas-sunter@yahoogroups.com

Editor : Group Hati-Nurani2000

Berdoa


Berbicara mengenai Hati Nurani, saya ada doa untuk memohon hati murni seperti hati seorang anak kecil.  " Ya Tuhan, teguhkanlah jiwaku dengan Rahmat Roh Kudus. Perkenankanlah agar tenaga batinku menjadi lebih kuat, bebas dari segala kesulitan yang tidak ada faedahnya dan dari rasa takut, semoga hatiku tidak tertarik oleh barang-barang yang berharga sedikitpun, tetapi perkenankanlah aku menganggap segala sesuatu, juga diriku sendiri berlalu. Sebab di bawah kolong langit ini tak ada barang tetap tak berubah dan di mana segala sesuatu adalah hampa dan penganiayaan roh. Sungguh bijaksanalah dia, yang beranggapan demikian. Ya Tuhan, berilah aku kebijaksanaan surgawi, agar aku belajar mencari dan menemukan Engkau di atas segala sesuatu, menikmati dan mencintai Engkau di atas segala sesuatu, dan mengenal lain-lainnya sebagaimana mestinya sesuai dengan peraturan kebijaksanaan-Mu. Perkenankanlah aku menghindari dengan hati-hati si pembujuk dan bersabar diri terhadap lawan. Kebijaksanaan yang besar ialah : tidak tergerak oleh setiap angin dari perkataan dan tidak mendengarkan nyanyian merdu yang lancung dan memikat hati; karena dengan cara itu orang aman berjalan terus pada jalan yang telah ditempuh. Amin."  Thanks and May GOD Bless,  Theresia Isye, http://thisye.multiply.com
Editor : Group Hati-Nurani2000

Gabrielle Bossis


Gabrielle Bossis ( 1874-1950) diakui di dunia Katolik sebagai perempuan yang menjalin relasi akrab sekali dengan Tuhan. Ia lahir di Nantes, Perancis dalam keluarga yang berada. Ia pandai dalam bidang seni ( musik, melukis ). Ia juga seorang perawat berdiploma. Pada tahun 1936 Gabriekke mulai mendengarkan bisikan-bisikan batin penuh misteri. Ia mendengarnya dimana-mana ( di kereta api, kapal laut, gereja, rumah, kebun ... ). Kata-kata batinnya ia catat sebab diyakininya suara Tuhan sendiri. Sabda batin itu mulai diterimanya sebagai imbauan untuk semakin mencintai Tuhan. Lalu suara itu semakin mendesaknya untuk menjalani hidup rohani mendalam, dari menyangkal diri hingga sepenuhnya menyerahkan diri kepada kasih Allah. Tanggal 25 Oktober 1936 Gabrielle menyerahkan diri secara meriah kepada Tuhan, Mempelainya.

Pertengahan tahun 1949 Gabrielle menderita sakit kanker dan tepat sesudah Hari Raya Tubuh Kristus, ia meninggal. Berikut beberapa catatan dari buku hariannya diterbitkan seijin uskupnya. Yesus sendiri pernah berkata kepadanya, " ... Aku hanya menuntut satu saja, yaitu supaya engkau tetap menulis.Aku bersamamu. Setialah kepada-Ku".

Semoga catatan dalam bukunya ini membantu kita mandalami dan memahami hidup spiritual seorang perempuan awam ( bukan biarawati ) juga tentang relasi jiwa dengan Tuhan :


Gabrielle   :  "Aku senang, ya Tuhan, kalau orang lain menunjukkan kasihnya
                    kepadaku.Engkau ...?
Yesus       :  "Akupun senang mendengar kata-kata kasihmu. Nyatakanlah cinta-Mu
                    kepada-Ku sesering mungkin!"

G  :  "Yesus, tangan-Mu yang berlumuran darah kuciumi dengan penuh cinta. Aku ingin
        dibersihkan dari segala
        dosaku"
Y  :  "Percayalah bahwa dalam darah-Ku ada kuasa penyucian yang sungguh tak terhingga"

G  :  "Tuhan, semua orang suka melihat sesamanya tersenyum dengan tulus"
Y  :  "Tersenyumlah kepada siapa saja! Rahmat khusus akan Ku-sertakan pada senyumanmu"

G  :  "Apa yang dapat kupersembahkan pada-Mu Tuhan?"
Y  :  "Jadilah senyuman-Ku bagi semua orang!Jadilah suara-Ku yang penuh kasih bagi orang
        lain!"

G :  "Tuhan,aku sedang menderita"
Y  :  "Sembunyikanlah dirimu di dalam Aku. Biarlah deritamu menjadi makanan dunia.
       Dengan cara ini engkau akan
       menjadi mempelai-Ku"

G  :  "Tuhan, apa yang harus kulakukan untuk menjadi bersih dari dosa?"
Y  :  "Kasihilah Aku, dan engkau akan menjadi bersih"

G  :  "Tuhan, apa yang akan Kau-lakukan dengan doaku?"
Y  :  "Aku mengubahnya menjadi doa-Ku. Tetapi, kalau engkau tidak berdoa ... dapatkah
       tanaman dapat tumbuh tanpa ditabur?"

G  :  "Tuhan, aku senang sekali kalau teman-temanku memikirkan aku"
Y  :  "Jika demikian, mengapa engkau tidak paham, Akupun rindu jika ciptaan-Ku
        memikirkan Aku?"

G :  "Tuhan, tadi aku menghakimi orang itu ..."
Y  :  "Jangan menghakimi! Apakah engkau mengenal jiwanya?"

G  :  "Bagaimana menyenangkan,Dikau, ya Tuhan?"
Y  :  "Demi menyenangkan Aku, buatlah orang lain senang"

G  :  "Tuhan, aku begitu malang"
Y  :  "Segala kemalanganmu Ku-ketahui. Jangan lupa engkau adalah Anak-Ku"

G  :  "Tdi aku berpapasan dengan seorang gadis, ya Tuhan, Aku menangkap kebaikan
        hatinya yang terpantul pada wajahnya"
Y  :  "Seandainya pengikut-Ku bersikap baik kepada semua orang, wajah bumi ini akan
        berubah"

G  :  "Sulitkah mengasihi-Mu, ya Tuhan?"
Y  :  "Setiap kerinduan-Mu untuk mengasihi Aku, adalah kasih juga

G  :  "Tuhan, aku sakit, menderita. Hidup-Ku berat .. "
Y  :  "Jangan mengambil deritamu dari Aku. Deritamu menolong orang-orang berdosa."

G  :  "Tuhan, benarkah Engkau selalu besertaku?"
Y  :  "Dimana saja engkau berada, Aku bersamamu. Kasih-Ku ada padamu. Sibukkanlah
        dirimu dengan kasih-Ku"

G  :  "Aku sedang menunggu kereta api ..."
Y  :  "Sebagaimana pandanganmu tertuju pada arah kedatangan kereta, demikian pula
       pandangan-Ku terpusat padamu, karena Aku menantikan kedatanganmu"

G  :  "Tuhan, aku sering khawatir, cemas ..."
Y  :  "Cerialah selalu anak-Ku! tenanglah! Hanya dalam air sungai yang tenang terpantullah
       langit dengan sempurna"

G  :  "Dalam hidupku cobaan datang silih berganti ..."
Y  :  "Seandaianya kamu tidak mengalami cobaan 'kecil',  bagaimana mungkin Aku dapat
        memberikan kepadamu ganjaran yang'besar'?"

G  :  "Tuhan, aku mau rendah hati. Bagaimana caranya?"
Y  :  "Lihatlah diri-Ku dalam diri orang-orang lain. Ini akan menolong engkau menjadi lebih
        rendah hati"

G  :  "Apa yang aku pikirkan tentang surga, ya Tuhan?"
Y  :  "Awalilah surga di sini. di bumi. Hayatilah surga sebagaimana engkau menghayati
        keluargamu. Lihatlah Aku dalam sesamamu."

G  :  "Tuhan, kadang-kadang aku rindu menjadi tokoh terkenal. mirip artis yang dipuja
        dunia"
Y  :  "Aku ingin mempertahankan dirimu bagi-Ku, anak-Ku"

G  :  "Tuhan, bagaimana sebaiknya mengucapkan doa 'Kemuliaan kepada Bapa dan Putera
        dan Roh Kudus?"
Y  :  "Rindukanlah tergenapinya kemuliaan itu dalam perbuatan-perbuatan yang harus
        kaulakukan!"

G  :  "Apa yang harus kuperlihatkan kepada orang-orang yang aku jumpai setiap hari?"
Y  :  "Pesona-Ku! Hal-hal lain misalnya keberhasilan, kelelahan ... tidak berarti apa-apa."

G  :  "Aku sakit gigi, Tuhan ..."
Y  :  "Aku menanggung begitu banyak penderitaan demimu. Tidak bisakah engkau
       menanggung derita sekecil ini?"

G  : " Tuhan, dapatkah Engkau memberi aku rahmat?"
Y  : " Aku sangat kaya. Ingatlah itu!"

G  : " Apakah Engkau bicara, Tuhan?"
Y  : " Dengarkanlah dan Aku akan berbicara kepadamu. Maukah Engkau menjadi pendengar-Ku?"

G : " Tahukah Engkau, ya Tuhan, apa yang sedang aku pikirkan?"
Y : " Aku mengetahui segala-galanya yang ada di kepalamu. Sebab kepalamu adalah milik-Ku"

G : " Tuhan, kata-kata doaku bagaikan tanpa isi ..."
Y : " Ketika engkau masih kecil, Aku pernah berkata kepadamu, 'Ceritakanlah kepada-Ku apa saja yang telah
       engkau lakukan hari ini! Tetapi engkau tidak percaya ini suara-Ku!"

G : " Tuhan, tadi aku diperlakukan tidak baik"
Y : " Balaslah perlakuan yang tidak baik itu dengan kebaikan. Jangan kehilangan kesempatan apapun"

G : " Siapakah orang suci itu?"
Y : " Janganlah mengira bahwa orang suci adalah suci setiap detik ... namun rahmat-Ku selalu ada"

G : " Tiga kali aku disuruh pindah tempat di kapel. Tidak mungkin doaku menyenangkan Engkau, ya Tuhan!"
Y : " Lihatlah Aku dalam segala kejadian"

G : " Aku harus sempurna, ya Tuhan ... Bagaimana?"
Y : " Berusahalah menjadi sempurna. Tetapi, sempurna dengan cara yang sesuai dengan kodratmu"

G : " Dosaku banyak sekali, ya Tuhan"
Y : " Dosamu? Aku mengambilnya dan meletakkannya pada punggung-Ku sendiri"

G : " Bicaraku tadi, ya Tuhan, tidak sesuai dengan kehendak-Mu"
Y : "Hati-hatilah! Jangan pernah berbicara buruk tentang orang lain. Dalam setiap jiwa selalu ada sedikit kebaikan,
      biarpun sekecil embrio"

G : " Konsentrasiku pada saat berdoa terus terganggu Tuhan"
Y : " Jangan sedih karena gangguan ini. Lanjutkanlah kontemplasi penuh kasihmu itu mulai dari saat engkau
      terganggu tadi"

G : " Bagaimana seharusnya aku berbicara kepada orang lain?"
Y : " Bicaralah kepadanya seperti Aku berbicara kepadamu"

G : " Tuhan, aku ingin memperbaiki kesalahan-kesalahanku, namun ... "
Y : " Barang yang perlu diperbaiki, diserahkan ke tangan ahli. Percayakanlah jiwamu  kepada-Ku. Aku ahli reparasi"

G : " Perlukah aku membawa Kitab Injil dalam perjalananku?"
Y : " Bawalah Kitab itu. Biar buku itu selalu dekat denganmu. Dengan itu engkau selalu menyenangkan Aku"

G : " Luka-luka-Mu, ya Yesus, menarik perhatianku"
Y : " Tinggallah di dalamnya. Benamkanlah dirimu dalam Tubuh-Ku yang tersiksa. Ijinkanlah dirimu dibasuh ... "

G : " Bagaimana Engkau menilai perbuatanku, ya Tuhan?"
Y : " Nilai perbuatanmu ditentukan oleh kasih dan motivasi kasih"

G : " Bagaimana aku seharusnya bersikap terhadap anak-anak?"
Y : " Tunjukkanlah kepada mereka lebih banyak cinta. Anak-anak memerlukan kemesraan"

G : " Tuhan, perlukah aku memikirkan kehadiran-Mu dalam hatiku?"
Y : "Memikirkannya? Bersukacitalah karenanya!  Di Purgatorium * tersedia hukuman khusus bagi jiwa-jiwa yang
     tidak mengusahakan suka cita itu ( * Purgatorium : pemurnian jiwa-jiwa sesudah manusia meninggal )

G : " Menghakimi ... dilarang. Bagaimana kalau hal itu sungguh diperlukan?"
Y : " Dalam keadaan terpaksa, nilailah sesamamu lebih baik dari pada lebih buruk"

G : " Tuhan bolehkah aku memikirkan masa depan?"
Y : "Jangan menyusahkan diri dengan membayangkan masa depan. Akulah yang memikirkan itu"

G : " Tuhan, apa yang dapat aku lakukan dengan penderitaan?"
Y : " Aku mencari para penderita yang siap mempersatukan deritanya dengan sengsara-Ku"

G : " Tuhan, apakah aku perlu membatasi jumlah permohonan dalam doaku?"
Y : " Mengapa engkau mau membatasinya? Bukankah Aku selalu mengabulkan doamu?"

G : " Aku baru saja menyambut Engkau, Tuhan, dalam Hosti suci. lengkapilahn kekurangan-kekuranganku"
Y : " Untuk itu Aku ada di sini"

G : " Bunga ini sudah layu Tuhan"
Y : " Aku tidak pernah berlalu. Aku tidak pernah mengecewakan siapapun"

G : " Tuhan, apa arti Hari Raya Tubuh dan darah Kristus bagi-Mu?"
Y : " Hari Raya itu akan sungguh menjadi Hari Raya bagi-Ku kalau Aku sudah memiliki segenap kasih dari setiap
      jiwa manusia"

G : "Apakah kebaikan itu, Tuhan?"
Y : " Kebaikan? Kebaikan ialah Bunda-Ku!"

G : " Apa yang dapat aku beri lagi kepada-Mu, Tuhan?"
Y : " Aku tidak tinggalkan apapun di dalam surga. Aku memberi seluruh diri-Ku kepadamu. Berilah
       seluruh dirimu kepada-Ku juga"

G : " Tuhan, aku sedang menghadap Engkau di dalam gereja "
Y : " Jika engkau di dalam gereja, bebaskanlah dirimu dari segala pikiran, kecemasan hidup
       sehari-hari.
       Tanggalkanlah semuanya itu bagaikan sebuah mantel .. Pusatkan dirimu sepenuhnya pada-Ku"

G : " Apa yang seharusnya menjadi ciri khas umat Kristen?"
Y : " Keramahtamahan! semakin seorang menjadi milik-Ku, semakin ia seharusnya ramah. Jadilah
       manusia yang paling menyenangkan bagi orang lain!"

G : " Tuhan, apa yang paling sering perlu aku pikirkan?"
Y : " Jangan memusatkan pikiranmu pada hal-hal sepele! Pikirkanlah kasih saja, yaitu kasih yang  
       engkau terima dan kasih yang engkau berikan "

G : " Pentingkah, ya Tuhan, berpikir baik tentang orang lain?"
Y : " Ya! Pikiran melahirkan kata-kata"

G : " Tuhan, jangan menuntut aku sempurna dalam segala-galanya"
Y : " Aku tidak menuntut kesempurnaan darimu tetapi semangat kesempurnaan! Berusahalah
       melakukan segala sesuatu dengan baik sekali dan dengan kasih yang besar "

G : " Tuhan, aku menghadapi hari baru lagi. Terima kasih!"
Y : " Bagilah hari-harimu menjadi 'tiga waktu' ... setelah bangun, percayakanlah dirimu kepada Bapa
       Pencipta yang telah memberikan Putera-Nya sendiri sebagai makanan. Sehabis Misa Kudus,
       percayakanlah dirimu kepada
       Allah Putera yang mendiami dirimu. Malam, tidurlah dalam Roh Kudus, Roh Kasih"

G : " Tuhan Yesus, apa yang dapat aku persembahkan kepada Bapa sebagai derita?"
Y : " Penderitaan-Ku!"

G : " Pikiran adalah pemberian-Mu, Tuhan. Bagaimana aku sebaiknya menggunakannya?"
Y : " Dalam pikiranpun, carilah Aku, bukan dirimu sendiri. Jangan berpikir dalam dirimu melainkan
       dalam Diri-Ku. Berpikirlah seolah-olah engkau tinggal dalam diri-Ku"

G : " Apa artinya "hidup dalam diri-Mu", ya Tuhan?"
Y : " Jadilah salah seorang yang kakinya menginjak tanah, tetapi kepala dan hatinya sibuk berbicara
       dengan Aku.
       Buanglah kekhawatiran duniawimu. Hiduplah dalam diri-KuSibuklah dengan Kemuliaan-Ku.
       tinggallah dalam diri-Ku"

G : " Tuhan, ajarlah aku menilai segalanya secara tepat!"
Y : " Pandanglah segala sesuatu dari sudut kekekalan"

G : "Ada apa, ya Tuhan, sehingga Engkau menunjukkan begitu banyak kasih kepadaku?"
Y : " Alasannya : kerahiman-Ku"

G : " Tuhan, aku merasa dikaruniai, padahal aku tidak layak .."
Y : " Jika engkau mau mengecilkan dirimu, jangan mengecilkan anugerah-anugerah yang engkau
       miliki. Ingatlah selalu bahwa semua anugerah itu berasal dari Aku"

G : " Aku mau mendengarkan suara-Mu, ya Tuhan"
Y : " Untuk mendengarnya, perlu mendengarkan. Dengarkanlah!"

G : " Cobaan dan derita datang silih berganti, Tuhan ..."
Y : " Dengan menerima derita-derita kecil sehari-hari dengan senyuman, engkau merawat
       luka-luka-Ku"

G : " Aku merenungkan luka-luka-Mu, ya Tuhan"
Y : " sertakanlah deritamu dengan derita-Ku, seolah-olah hari ini Aku diolok-olok, dicambuk ..."

G :  "Aku berdoa, Tuhan, tapi hatiku gersang ..."
Y :  " Dalam kegersangan jiwapun, jangan pernah menghentikan doamu"

G : " Jiwa ... Aku tidak tahu apa-apa mengenai jiwaku, ya Tuhan"
Y : " Oh, betapa mulianya seandainya engkau mengenal jiwa!"

G : "Jiwa-Mu sendiri, ya Tuhan? Adakah orang yang menghormatinya?"
Y : " Terlalu sedikitnorang yang seraya berkontemplasi, memuliakan jiwa-Ku"

G : " Tuhan, apa yang sungguh menyakitkan diri-Mu?"
Y : " Bukan kelemahan-kelemahanmu yang erat hubungannya dengan kodratmu. Melainkan sikap
       acuh tak acuh terhadap Aku itulah yang membuat Aku sungguh sakit"

G : " Apa yang dapat aku persembahkan kepada-Mu, Tuhan, pada hari ini?"
Y : " Ambillah pikiranmu, letakanlah di atas telapak tanganmu, dan persembahkanlah kepada-Ku.
       lakukanlah hal yang sama dengan semua kepandaianmu"

G : " Maukah Engkau menjawab aku, ya Tuhan?"
Y : " Apakah engkau mengira bahwa Aku bungkam terhadap mereka yang berusaha bercakap-cakap
       dengan Aku? Berbincanglah dengan Aku!"

G : " Tuhan, Engkau mengharapkan hidupku macam apa?"
Y : " Hendaknya hidupmu berciri konsentrasi teguh, tidak henti-hentinya bercakap dengan
       Tuhanmu"

G : " Tuhan, berilah aku sarana agar aku menjadi suci"
Y : " Engkau memilikinya!"

Dikirim oleh Anggota : Sdri. Isye
E-mail : thereis80@yahoo.com
Editor : Group Hati-Nurani2000