Selasa, 28 Oktober 2008

Gabrielle Bossis


Gabrielle Bossis ( 1874-1950) diakui di dunia Katolik sebagai perempuan yang menjalin relasi akrab sekali dengan Tuhan. Ia lahir di Nantes, Perancis dalam keluarga yang berada. Ia pandai dalam bidang seni ( musik, melukis ). Ia juga seorang perawat berdiploma. Pada tahun 1936 Gabriekke mulai mendengarkan bisikan-bisikan batin penuh misteri. Ia mendengarnya dimana-mana ( di kereta api, kapal laut, gereja, rumah, kebun ... ). Kata-kata batinnya ia catat sebab diyakininya suara Tuhan sendiri. Sabda batin itu mulai diterimanya sebagai imbauan untuk semakin mencintai Tuhan. Lalu suara itu semakin mendesaknya untuk menjalani hidup rohani mendalam, dari menyangkal diri hingga sepenuhnya menyerahkan diri kepada kasih Allah. Tanggal 25 Oktober 1936 Gabrielle menyerahkan diri secara meriah kepada Tuhan, Mempelainya.

Pertengahan tahun 1949 Gabrielle menderita sakit kanker dan tepat sesudah Hari Raya Tubuh Kristus, ia meninggal. Berikut beberapa catatan dari buku hariannya diterbitkan seijin uskupnya. Yesus sendiri pernah berkata kepadanya, " ... Aku hanya menuntut satu saja, yaitu supaya engkau tetap menulis.Aku bersamamu. Setialah kepada-Ku".

Semoga catatan dalam bukunya ini membantu kita mandalami dan memahami hidup spiritual seorang perempuan awam ( bukan biarawati ) juga tentang relasi jiwa dengan Tuhan :


Gabrielle   :  "Aku senang, ya Tuhan, kalau orang lain menunjukkan kasihnya
                    kepadaku.Engkau ...?
Yesus       :  "Akupun senang mendengar kata-kata kasihmu. Nyatakanlah cinta-Mu
                    kepada-Ku sesering mungkin!"

G  :  "Yesus, tangan-Mu yang berlumuran darah kuciumi dengan penuh cinta. Aku ingin
        dibersihkan dari segala
        dosaku"
Y  :  "Percayalah bahwa dalam darah-Ku ada kuasa penyucian yang sungguh tak terhingga"

G  :  "Tuhan, semua orang suka melihat sesamanya tersenyum dengan tulus"
Y  :  "Tersenyumlah kepada siapa saja! Rahmat khusus akan Ku-sertakan pada senyumanmu"

G  :  "Apa yang dapat kupersembahkan pada-Mu Tuhan?"
Y  :  "Jadilah senyuman-Ku bagi semua orang!Jadilah suara-Ku yang penuh kasih bagi orang
        lain!"

G :  "Tuhan,aku sedang menderita"
Y  :  "Sembunyikanlah dirimu di dalam Aku. Biarlah deritamu menjadi makanan dunia.
       Dengan cara ini engkau akan
       menjadi mempelai-Ku"

G  :  "Tuhan, apa yang harus kulakukan untuk menjadi bersih dari dosa?"
Y  :  "Kasihilah Aku, dan engkau akan menjadi bersih"

G  :  "Tuhan, apa yang akan Kau-lakukan dengan doaku?"
Y  :  "Aku mengubahnya menjadi doa-Ku. Tetapi, kalau engkau tidak berdoa ... dapatkah
       tanaman dapat tumbuh tanpa ditabur?"

G  :  "Tuhan, aku senang sekali kalau teman-temanku memikirkan aku"
Y  :  "Jika demikian, mengapa engkau tidak paham, Akupun rindu jika ciptaan-Ku
        memikirkan Aku?"

G :  "Tuhan, tadi aku menghakimi orang itu ..."
Y  :  "Jangan menghakimi! Apakah engkau mengenal jiwanya?"

G  :  "Bagaimana menyenangkan,Dikau, ya Tuhan?"
Y  :  "Demi menyenangkan Aku, buatlah orang lain senang"

G  :  "Tuhan, aku begitu malang"
Y  :  "Segala kemalanganmu Ku-ketahui. Jangan lupa engkau adalah Anak-Ku"

G  :  "Tdi aku berpapasan dengan seorang gadis, ya Tuhan, Aku menangkap kebaikan
        hatinya yang terpantul pada wajahnya"
Y  :  "Seandainya pengikut-Ku bersikap baik kepada semua orang, wajah bumi ini akan
        berubah"

G  :  "Sulitkah mengasihi-Mu, ya Tuhan?"
Y  :  "Setiap kerinduan-Mu untuk mengasihi Aku, adalah kasih juga

G  :  "Tuhan, aku sakit, menderita. Hidup-Ku berat .. "
Y  :  "Jangan mengambil deritamu dari Aku. Deritamu menolong orang-orang berdosa."

G  :  "Tuhan, benarkah Engkau selalu besertaku?"
Y  :  "Dimana saja engkau berada, Aku bersamamu. Kasih-Ku ada padamu. Sibukkanlah
        dirimu dengan kasih-Ku"

G  :  "Aku sedang menunggu kereta api ..."
Y  :  "Sebagaimana pandanganmu tertuju pada arah kedatangan kereta, demikian pula
       pandangan-Ku terpusat padamu, karena Aku menantikan kedatanganmu"

G  :  "Tuhan, aku sering khawatir, cemas ..."
Y  :  "Cerialah selalu anak-Ku! tenanglah! Hanya dalam air sungai yang tenang terpantullah
       langit dengan sempurna"

G  :  "Dalam hidupku cobaan datang silih berganti ..."
Y  :  "Seandaianya kamu tidak mengalami cobaan 'kecil',  bagaimana mungkin Aku dapat
        memberikan kepadamu ganjaran yang'besar'?"

G  :  "Tuhan, aku mau rendah hati. Bagaimana caranya?"
Y  :  "Lihatlah diri-Ku dalam diri orang-orang lain. Ini akan menolong engkau menjadi lebih
        rendah hati"

G  :  "Apa yang aku pikirkan tentang surga, ya Tuhan?"
Y  :  "Awalilah surga di sini. di bumi. Hayatilah surga sebagaimana engkau menghayati
        keluargamu. Lihatlah Aku dalam sesamamu."

G  :  "Tuhan, kadang-kadang aku rindu menjadi tokoh terkenal. mirip artis yang dipuja
        dunia"
Y  :  "Aku ingin mempertahankan dirimu bagi-Ku, anak-Ku"

G  :  "Tuhan, bagaimana sebaiknya mengucapkan doa 'Kemuliaan kepada Bapa dan Putera
        dan Roh Kudus?"
Y  :  "Rindukanlah tergenapinya kemuliaan itu dalam perbuatan-perbuatan yang harus
        kaulakukan!"

G  :  "Apa yang harus kuperlihatkan kepada orang-orang yang aku jumpai setiap hari?"
Y  :  "Pesona-Ku! Hal-hal lain misalnya keberhasilan, kelelahan ... tidak berarti apa-apa."

G  :  "Aku sakit gigi, Tuhan ..."
Y  :  "Aku menanggung begitu banyak penderitaan demimu. Tidak bisakah engkau
       menanggung derita sekecil ini?"

G  : " Tuhan, dapatkah Engkau memberi aku rahmat?"
Y  : " Aku sangat kaya. Ingatlah itu!"

G  : " Apakah Engkau bicara, Tuhan?"
Y  : " Dengarkanlah dan Aku akan berbicara kepadamu. Maukah Engkau menjadi pendengar-Ku?"

G : " Tahukah Engkau, ya Tuhan, apa yang sedang aku pikirkan?"
Y : " Aku mengetahui segala-galanya yang ada di kepalamu. Sebab kepalamu adalah milik-Ku"

G : " Tuhan, kata-kata doaku bagaikan tanpa isi ..."
Y : " Ketika engkau masih kecil, Aku pernah berkata kepadamu, 'Ceritakanlah kepada-Ku apa saja yang telah
       engkau lakukan hari ini! Tetapi engkau tidak percaya ini suara-Ku!"

G : " Tuhan, tadi aku diperlakukan tidak baik"
Y : " Balaslah perlakuan yang tidak baik itu dengan kebaikan. Jangan kehilangan kesempatan apapun"

G : " Siapakah orang suci itu?"
Y : " Janganlah mengira bahwa orang suci adalah suci setiap detik ... namun rahmat-Ku selalu ada"

G : " Tiga kali aku disuruh pindah tempat di kapel. Tidak mungkin doaku menyenangkan Engkau, ya Tuhan!"
Y : " Lihatlah Aku dalam segala kejadian"

G : " Aku harus sempurna, ya Tuhan ... Bagaimana?"
Y : " Berusahalah menjadi sempurna. Tetapi, sempurna dengan cara yang sesuai dengan kodratmu"

G : " Dosaku banyak sekali, ya Tuhan"
Y : " Dosamu? Aku mengambilnya dan meletakkannya pada punggung-Ku sendiri"

G : " Bicaraku tadi, ya Tuhan, tidak sesuai dengan kehendak-Mu"
Y : "Hati-hatilah! Jangan pernah berbicara buruk tentang orang lain. Dalam setiap jiwa selalu ada sedikit kebaikan,
      biarpun sekecil embrio"

G : " Konsentrasiku pada saat berdoa terus terganggu Tuhan"
Y : " Jangan sedih karena gangguan ini. Lanjutkanlah kontemplasi penuh kasihmu itu mulai dari saat engkau
      terganggu tadi"

G : " Bagaimana seharusnya aku berbicara kepada orang lain?"
Y : " Bicaralah kepadanya seperti Aku berbicara kepadamu"

G : " Tuhan, aku ingin memperbaiki kesalahan-kesalahanku, namun ... "
Y : " Barang yang perlu diperbaiki, diserahkan ke tangan ahli. Percayakanlah jiwamu  kepada-Ku. Aku ahli reparasi"

G : " Perlukah aku membawa Kitab Injil dalam perjalananku?"
Y : " Bawalah Kitab itu. Biar buku itu selalu dekat denganmu. Dengan itu engkau selalu menyenangkan Aku"

G : " Luka-luka-Mu, ya Yesus, menarik perhatianku"
Y : " Tinggallah di dalamnya. Benamkanlah dirimu dalam Tubuh-Ku yang tersiksa. Ijinkanlah dirimu dibasuh ... "

G : " Bagaimana Engkau menilai perbuatanku, ya Tuhan?"
Y : " Nilai perbuatanmu ditentukan oleh kasih dan motivasi kasih"

G : " Bagaimana aku seharusnya bersikap terhadap anak-anak?"
Y : " Tunjukkanlah kepada mereka lebih banyak cinta. Anak-anak memerlukan kemesraan"

G : " Tuhan, perlukah aku memikirkan kehadiran-Mu dalam hatiku?"
Y : "Memikirkannya? Bersukacitalah karenanya!  Di Purgatorium * tersedia hukuman khusus bagi jiwa-jiwa yang
     tidak mengusahakan suka cita itu ( * Purgatorium : pemurnian jiwa-jiwa sesudah manusia meninggal )

G : " Menghakimi ... dilarang. Bagaimana kalau hal itu sungguh diperlukan?"
Y : " Dalam keadaan terpaksa, nilailah sesamamu lebih baik dari pada lebih buruk"

G : " Tuhan bolehkah aku memikirkan masa depan?"
Y : "Jangan menyusahkan diri dengan membayangkan masa depan. Akulah yang memikirkan itu"

G : " Tuhan, apa yang dapat aku lakukan dengan penderitaan?"
Y : " Aku mencari para penderita yang siap mempersatukan deritanya dengan sengsara-Ku"

G : " Tuhan, apakah aku perlu membatasi jumlah permohonan dalam doaku?"
Y : " Mengapa engkau mau membatasinya? Bukankah Aku selalu mengabulkan doamu?"

G : " Aku baru saja menyambut Engkau, Tuhan, dalam Hosti suci. lengkapilahn kekurangan-kekuranganku"
Y : " Untuk itu Aku ada di sini"

G : " Bunga ini sudah layu Tuhan"
Y : " Aku tidak pernah berlalu. Aku tidak pernah mengecewakan siapapun"

G : " Tuhan, apa arti Hari Raya Tubuh dan darah Kristus bagi-Mu?"
Y : " Hari Raya itu akan sungguh menjadi Hari Raya bagi-Ku kalau Aku sudah memiliki segenap kasih dari setiap
      jiwa manusia"

G : "Apakah kebaikan itu, Tuhan?"
Y : " Kebaikan? Kebaikan ialah Bunda-Ku!"

G : " Apa yang dapat aku beri lagi kepada-Mu, Tuhan?"
Y : " Aku tidak tinggalkan apapun di dalam surga. Aku memberi seluruh diri-Ku kepadamu. Berilah
       seluruh dirimu kepada-Ku juga"

G : " Tuhan, aku sedang menghadap Engkau di dalam gereja "
Y : " Jika engkau di dalam gereja, bebaskanlah dirimu dari segala pikiran, kecemasan hidup
       sehari-hari.
       Tanggalkanlah semuanya itu bagaikan sebuah mantel .. Pusatkan dirimu sepenuhnya pada-Ku"

G : " Apa yang seharusnya menjadi ciri khas umat Kristen?"
Y : " Keramahtamahan! semakin seorang menjadi milik-Ku, semakin ia seharusnya ramah. Jadilah
       manusia yang paling menyenangkan bagi orang lain!"

G : " Tuhan, apa yang paling sering perlu aku pikirkan?"
Y : " Jangan memusatkan pikiranmu pada hal-hal sepele! Pikirkanlah kasih saja, yaitu kasih yang  
       engkau terima dan kasih yang engkau berikan "

G : " Pentingkah, ya Tuhan, berpikir baik tentang orang lain?"
Y : " Ya! Pikiran melahirkan kata-kata"

G : " Tuhan, jangan menuntut aku sempurna dalam segala-galanya"
Y : " Aku tidak menuntut kesempurnaan darimu tetapi semangat kesempurnaan! Berusahalah
       melakukan segala sesuatu dengan baik sekali dan dengan kasih yang besar "

G : " Tuhan, aku menghadapi hari baru lagi. Terima kasih!"
Y : " Bagilah hari-harimu menjadi 'tiga waktu' ... setelah bangun, percayakanlah dirimu kepada Bapa
       Pencipta yang telah memberikan Putera-Nya sendiri sebagai makanan. Sehabis Misa Kudus,
       percayakanlah dirimu kepada
       Allah Putera yang mendiami dirimu. Malam, tidurlah dalam Roh Kudus, Roh Kasih"

G : " Tuhan Yesus, apa yang dapat aku persembahkan kepada Bapa sebagai derita?"
Y : " Penderitaan-Ku!"

G : " Pikiran adalah pemberian-Mu, Tuhan. Bagaimana aku sebaiknya menggunakannya?"
Y : " Dalam pikiranpun, carilah Aku, bukan dirimu sendiri. Jangan berpikir dalam dirimu melainkan
       dalam Diri-Ku. Berpikirlah seolah-olah engkau tinggal dalam diri-Ku"

G : " Apa artinya "hidup dalam diri-Mu", ya Tuhan?"
Y : " Jadilah salah seorang yang kakinya menginjak tanah, tetapi kepala dan hatinya sibuk berbicara
       dengan Aku.
       Buanglah kekhawatiran duniawimu. Hiduplah dalam diri-KuSibuklah dengan Kemuliaan-Ku.
       tinggallah dalam diri-Ku"

G : " Tuhan, ajarlah aku menilai segalanya secara tepat!"
Y : " Pandanglah segala sesuatu dari sudut kekekalan"

G : "Ada apa, ya Tuhan, sehingga Engkau menunjukkan begitu banyak kasih kepadaku?"
Y : " Alasannya : kerahiman-Ku"

G : " Tuhan, aku merasa dikaruniai, padahal aku tidak layak .."
Y : " Jika engkau mau mengecilkan dirimu, jangan mengecilkan anugerah-anugerah yang engkau
       miliki. Ingatlah selalu bahwa semua anugerah itu berasal dari Aku"

G : " Aku mau mendengarkan suara-Mu, ya Tuhan"
Y : " Untuk mendengarnya, perlu mendengarkan. Dengarkanlah!"

G : " Cobaan dan derita datang silih berganti, Tuhan ..."
Y : " Dengan menerima derita-derita kecil sehari-hari dengan senyuman, engkau merawat
       luka-luka-Ku"

G : " Aku merenungkan luka-luka-Mu, ya Tuhan"
Y : " sertakanlah deritamu dengan derita-Ku, seolah-olah hari ini Aku diolok-olok, dicambuk ..."

G :  "Aku berdoa, Tuhan, tapi hatiku gersang ..."
Y :  " Dalam kegersangan jiwapun, jangan pernah menghentikan doamu"

G : " Jiwa ... Aku tidak tahu apa-apa mengenai jiwaku, ya Tuhan"
Y : " Oh, betapa mulianya seandainya engkau mengenal jiwa!"

G : "Jiwa-Mu sendiri, ya Tuhan? Adakah orang yang menghormatinya?"
Y : " Terlalu sedikitnorang yang seraya berkontemplasi, memuliakan jiwa-Ku"

G : " Tuhan, apa yang sungguh menyakitkan diri-Mu?"
Y : " Bukan kelemahan-kelemahanmu yang erat hubungannya dengan kodratmu. Melainkan sikap
       acuh tak acuh terhadap Aku itulah yang membuat Aku sungguh sakit"

G : " Apa yang dapat aku persembahkan kepada-Mu, Tuhan, pada hari ini?"
Y : " Ambillah pikiranmu, letakanlah di atas telapak tanganmu, dan persembahkanlah kepada-Ku.
       lakukanlah hal yang sama dengan semua kepandaianmu"

G : " Maukah Engkau menjawab aku, ya Tuhan?"
Y : " Apakah engkau mengira bahwa Aku bungkam terhadap mereka yang berusaha bercakap-cakap
       dengan Aku? Berbincanglah dengan Aku!"

G : " Tuhan, Engkau mengharapkan hidupku macam apa?"
Y : " Hendaknya hidupmu berciri konsentrasi teguh, tidak henti-hentinya bercakap dengan
       Tuhanmu"

G : " Tuhan, berilah aku sarana agar aku menjadi suci"
Y : " Engkau memilikinya!"

Dikirim oleh Anggota : Sdri. Isye
E-mail : thereis80@yahoo.com
Editor : Group Hati-Nurani2000

Tidak ada komentar: